Selasa, 21 Juni 2011

Makalah Pudarnya Rasa Nasionalisme


Bab I
PENDAHULUAN

 
  1. Pendahuluan
    Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
    Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
    Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasanya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
    Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya.

     

     
  2. Latar belakang Masalah
    Tak pelak lagi, Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami suatu krisis secara fundamental dan menyeluruh. Banyaknya masalah yang berupa Ancaman, Hambatan, Tantangan dan Gangguan (AGHT) yang dihadapi Indonesia datang bertubi-tubi secara dengan derasnya. Ditambah lagi masalah-masalah bencana alam yang memang sudah menjadi bagian dari alam Indonesia yang memang akhir-akhir ini tak ramah dan mungkin yang terakhir yang cukup menganggu yakni masalah internasional dengan negara-negara tetangga hingga berujung buruknya perseprsi Indonesia di mata internasional.
    Lalu ada apa dengan Indonesia sebenarnya. Masalah utama memang tampak berada di permukaan tapi sebetulnya masalah yang benar-benar besar ada pada moral nasionalisme masyarakat Indonesia yang begitu remuk. Hal ini diibartkan jika Indonesia adalah sebuah kapal besar yang sedang mengarungi samudera nan luas, lalu kapal Indonesia bocor dan air laut masuk hingga kapal terancam karam, tetapi sebagai awak kapal serta anak buah kapal yang mengetahui kejadian ini malah tunggang langgang berlari dan keluar dari kapal bukannya saling membantu gotong royong untuk memperbaiki kapal sehingga mampu melaju lagi diatas samudera. Hal inilah yang menjadi hambatan besar yaitu yang berasal dari dalam Indonesia itu sendiri, bahkan lebih dalam lagi yakni hati nurani setiap warga negara Indonesia.
    Apa pasalnya sehingga banyak manusia Indonesia yang memikirkan untuk meninggalkan Indonesia jauh ke negeri lain padahal Indonesia sedang dalam keadaan diambang kehancuran? Tak lain yaitu masalah kepercayaan dan kesetiaan. Satu sisi dari pemerintah Indonesia tidak memberikan suatu kepercayaan bagi seluruh rakyatnya dengan begitu banyaknya menghancurkan dam menyia-nyiakan amanah yang diberikan rakyat kepada para pemimpin bangsa. Banyaknya terjadi kebobrokan dalam aparat pemerintah, korupsi yang menggila, kelambatan dan ketidak-seriusan dalam menangani masalah hingga penegakan hukum yang menyimpang antara hukum dengan implementasinya di lapangan membuat itu semua menghancurkan hati rakyat-rakyatnya. Sisi kedua yakni para rakyat sendiri yang tidak pernah merasa puas dengan keadaan di Indonesia dan selalu melihat 'rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri' sehingga membunuh rasa nasionalisme itu sendiri dan akhirnya berujung pada keinginan untuk mencari hidup di negara lain dan mulai menumbuhkan rasa ketidak cintaannya terhadap Indonesia. Orang pada sisi kedua ini biasanya sama sekali tidak pernah merasa bangga karena ia menjadi warga Indonesia. Manusia dengan klasifikasi seperti ini mempunyai ketiadaan moralitas akan nasionalisme dan akhirnya mempunyai sikap yang tidak setia terhadap bangsa dan negaranya.
    Tapi apakah benar dengan minimnya moralitas bangsa akan nasionalisme dapat menjadi suatu indirect threat dan bumerang buruk bagi suatu bangsa?
    Dengan meyakini bahwa Pancasila sebagai landasan dasar falsafah hidup bernegara di Indonesia dan tetap menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar 1945 sebagai suatu konstitusi, maka sudah sepatutnya masyarakat Indonesia merasa bangga akan negaranya, akan bangsanya, akan bahasanya, akan budayanya dan segala kekayaan yang melimpah yang telah diberikan Tuhan kepada bumi Indonesia bukan malah membenci atau 'mengkhianati' Indonesia. Saya meyakini dengan benar dan sejalan dengan pendapat Ir. Soekarno bahwa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka harus menjalankan prinsip Berdikari (Berdiri diatas kaki sendiri) dan memegang teguh doktrin Indonesian Way. Dengan adanyan prinsip Berdikari maka akan menjadikan Indonesia lebih kuat dari dalam dan tidak tergantung dari 'belas-kasihan' negara-negara yang notabene sebagai neo-colonialism dan apabila hal itu telah terlaksana dan tercapai maka akan sampailah Indonesia ke depan pintu gerbang kebesaran dan kejayaan bangsa. Untuk itu suatu moralitas nasionalis sangat diperlukan guna menyongsong kejayaan Indonesia, meski rasa nasionalisme yang berlebihan juga dapat menjadi batu sandungan. Tapi yakinlah bahwa sekarang ini masyarakat Indonesia sama sekali tidak berada pada nasionalisme yang berlebihan layaknya rakyat Korea Utara tapi menjadi salah satu titik nasionalisme terendah dalam sejarah hidupnya bangsa Indonesia.
    Lalu apa pemecahan terbaik untuk menumbuhkan rasa nasionalisme? Jawabnya yaitu hanya diri sendiri setiap insan manusia Indonesia yang mengetahui. Rasa nasionalisme tidak bisa diajarkan juga ditularkan, sekuat apapun kita mempengaruhi orang lain rasa nasionalisme tidak akan tertular bila diri sendiri sudah mencegahnya, semuanya harus lahir dari diri sendiri. Teringat akan suatu adagium melegenda yaitu "Jangan bertanya apa yang Indonesia berikan untuk kita, tapi apa yang kau bisa berikan buat Indonesia."

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     
    Bab II
    PEMBAHASAN

     
  3. Pembahasan
    Seiring berjalannya waktu mulai dari kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak hal yang terjadi mulai dari hilangnya seorang figure yang dapat dijadikan pegangan bagi warga negara Indonesia, krisis ekonomi, krisis moral, korupsi, dan masih banyak lagi. Tetapi di sini kita akan membahas tentang krisis moral. Ada beberapa hal yg menyebabkan degradasi nasionalisme terutama masalah moral,yaitu :

     
  4. Pengaruh Budaya Luar
    Banyak anak muda sekarang, meniru budaya orang lain. Padahal belum tentu budaya tersebut cocok dengan karakter bangsa kita. Banya anak sekarang yang memiliki moral kurang baik. Moral adalah manusia yang memiliki sifat positif, sedangkan kebalikannya adalah amoral. Kita lihat anak sekarang berani membantah orang tua, berkata kasar kepada teman atau orang tua, berperilaku kasar, anak muda sekarang banyak yang melakukan freesex. Dan banyak anak muda sekarang tidak bisa menyaring budaya orang lain / bangsa lain. Maka dapat diketahui bahwa salah satu faktor rusakanya moral bangsa adalah pengaruh dari budaya orang lain yang tidak bias kita saring, padahal belum tentu budaya tersebut cocok dengan krakter bangsa kita.
    Pengaruh budaya lain sangat baik untuk bangsa kita namun pengaruh tersebut harus kita saring yang mana yang baik dan buruk. Lalu apakah mereka tidak bisa menyaring pengaruh budaya tersebut? Ya, bagi mereka yang terpenting itu baik menurut mereka, padahal sebenarnya itu buruk bagi mereka. Mereka telah membuang jauh-jauh pendidikan islam dan memilih suatu hal yang baik menurut mereka. Menurut mereka itu baik padahal itu tidak baik. Bagaimana mereka bisa berpendapat bahwa hal tersebut baik? Karena kurangnya pendidikan islam, orang tua sangat berpengaruh dalam hal ini, selain orang tua hal lain yang berpengaruh adalah dari pergaulan. Pergaulan yang baik, maka kita menjadi baik. Pergaulan buruk maka kita akan menjadi buruk.
    Moral anak bangsa kita sangat jatuh, ini terlihat dari banyak anak-anak yang berani membantah orang tua, berperilaku curang, berkata kasar, dan lain sebagainya. Moral bangsa kita sangat jatuh terlihat banyaknya korupsi, kecurangan, dan lain sebagainya. Contohnya dalam tes CPNS saja banyak orang yang pintar tapi tidak bisa menjadi PNS tapi amat disayangkan malah orang kaya yang menjadi PNS. Apakah hanya orang kaya yang berkuasa? Tentu tidak jika kita bisa memperbaiki moral generasi bangsa kedepan.

    Faktor utama yang paling menentukan terwujudnya moral anak bangsa yang baik adalah dari orang tua. Banyak orang tua yang tidak peduli kepada anak-anak nya atau tidak berperilaku adil kepada anak-anak nya. Contohnya, dalam penentuan jurusan di SMA, banyaknya orang tua yang memaksakan anaknya untuk memasuki jurusan yang tidak diinginkan oleh anaknya dan dilihat dari kemampuannya si anak tidak merasa mampu. Hal ini bisa membuat anak tertekan dan membuat moral anak menjadi terganggu.

     
  5. Faktor Pendidikan
        Faktor berikutnya yang berpengaruh adalah pentingnya pendidikan, baik disekolah maupun dimana saja. Apabila anak dididik tidak baik maka menjadi tidak baik begitu sebaliknya. Timbulnya moral yang tidak baik adalah timbulnya ketidak adilan kepada pendidik. Contohnya, guru yang memberikan pertanyaan hanya kepada orang yang pintar saja sedangkan orang yang kurang pintar tidak diperhatikan sama-sekali. Ini bisa membuat si kurang pintar menjadi iri dan tertekan karena si pendidik itu tidak adil terhadp peserta didiknya.
    Pendidikan sangat penting untuk mewujudkan moral anak bangsa yang baik, dimana kita mengajarkan untuk menaati hukum, menjalankan syari'at Islam, tidak korupsi, tidak berkata kasar, tidak asal-asalan, memilah-milah budaya, dan lain sebagainya. Dan ini yang harus di tanamkan pada setiap anak bangsa, tidak hanya dilihat dan dimengerti tetapi harus dilakukan.
    Semakin banyaknya prilaku tidak bermoral yang dilakukan oleh anak-anak maupun anak muda memberikan tantangan kepada orang tua dan para pendidik akan hal ini. Kita tidak bisa menganggap remeh prilaku anak-anak yang suka bermain curang, berkata kasar kepada orang tua, dan anak muda yang suka menonton film porno. Kenapa anak memiliki moral yang tidal baik salah satunya adalah tiga faktor tadi, keluarga, pendidikan, dan pergaulan yang kurang baik.
    Pendidikan nasional saat ini telah menyampingkan banyak hal, buktinya banyak pejabat yang korupsi, freesex, kekerasan dan lain sebagainya.
    Kalau kita ingin memiliki generasi penerus bangsa yang bermoral, jujur, amanah dan bertanggung jawab di mulai dari orang tua, para pedidik, atau para pejabat yang memberikan contoh kepada generasi muda untuk tidak melakukan korupsi, bersikap amanah, tidak berkata kasar dan lain sebagainya. Dan mementingkan bangsabukan kepentingan pribadi atau kelompok.

    Para pejabat memulai untuk memberikan contoh yang baik, tidak korupsi, menjadi orang yang amanah, dan lain sebagainya. Agar para generasi muda bisa mencontoh hal tersebut dan korupsi pun tidak akan ada di indonesia jika semua penduduknya memiliki moral. Yang jadi masalah bagaimana membuat penduduk indonesia ini memiliki moral?

    Mari kita berbenah diri untuk memberikan contoh kepada generasi muda agar memiliki moral yang baik, tidak hanya mengajarkan / menyuruh untuk berperilaku jujur, amanah, dan lain sebagainya, tapi kita harus melakukan apa yang kita ajarkan. Apabila kita mengajarkan untuk berperilaku jujur, maka kita juga harus berperilaku jujur, jangan hanya omongnya saja tapi tindakan yang kita lakukan untuk memberikan contoh kepada generasi muda sangat sedikit.
    Dengan tindakan kita bisa membuat anak bangsa memiliki moral yang baik, mulailah dari kita untuk melakukan-nya, jangan menunggu orang lain yang tidak akan pernah melakukannya, kalau bukan kita siapa lagi?

     

     

     

     
  6. Faktor Media Massa
    Tak bisa dipungkiri lagi bahwa media (koran, majalah, televisi, internet, dsb) mempunyai andil (baca: pengaruh) yang sangat besar dalam sebuah komunitas, sebuah bangsa, dan sebuah peradaban. Media mampu membentuk opini, mengubah persepsi, sampai akhirnya dapat membentuk kepribadian seseorang. Siapa menguasai media, dialah pemenangnya. Bahkan Napoleon Bonaparte menyatakan bahwasanya Napoleon lebih takut pada goresan pena (tulisan) daripada 1000 pasukan musuh. Unit kegiatan jurnalistik siswa SMA saya saja, mempunyai jargon yang cukup mengerikan, "The World is Ruled by News," bagaimana dunia dapat diatur oleh berita/media. Bagai pisau tajam bermata dua, media bisa membangun sebuah bangsa, bisa juga malah menghancurkannya. Sekarang pertanyaannya, media seperti apa yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia, dalam rangka pembenahan (maaf) kebrobrokan bangsa ini. Pertanyaan itulah yang dicoba dijawab dalam seminar nasional bertajuk "Rekonstruksi Moral Bangsa Melalui Media" yang diadakan oleh Panitia Ramadhan di Kampus (RDK) Jama'ah Shalahuddin Masjid Kampus UGM Jogja, Sabtu 29 September 2007, bertempat di UGM University Center. Panitia menghadirkan sejumlah pembicara/lembaga nasional yang memang berkompeten dalam hal media. Sebut saja ada perwakilan dari Depkominfo RI, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Komisi I DPR RI, redaksi Solo Pos, dan sejumlah pengamat media maupun pakar komunikasi. Menarik mengamati para pemateri dalam seminar tersebut, dan dapat disimpulkan memang begitu rumitnya problematika bangsa Indonesia, bahkan hanya dalam bidang media sekalipun. Berikut ini pelajaran yang bisa kita ambil dalam seminar tersebut.

     

     

     
    Bab III
    PENUTUP

     
  7. Kesimpulan
    Sebenarmya masih banyak faktor-faktor yang lain, akan tetapi tidak ada gunanya jikalau kita hanya mengumbar-umbar masalah bangsa dan tidak memberikan solusinya. Berikut solusi mengenai degradasi nasionalisme khususnya tentang turunnya dan rendahnya moral bangsa Indonesia :
  • Lebih memperketat dalam sensor penyiaran televisi karena acara televise juga dapat mempengaruhi moral para penonton.
  • Menambah mata pelajaran budi pekerti di sekolah agar anak terbiasa dan senantiasa terbiasa dengan hal-hal yang baik.
  • Memperbanyak wadah atau tempat rehabilitasi bagi para pecandu narkoba agar mereka kembali ke jalan yang benar.
  • Mencegah beredarnya VCD/DVD porno yang banyak beredar di kalangan masyarakat.
  • Perhatian penuh dari orang tua agar anak senantiasa merasa bahwa dirinya diperhatikan oleh kedua orang tuanya.

 

Marilah kita jaga dan pikrikan bersama nasib bangsa yang akan datang, dengan mempersiapkan generasi yang mampu membanggakan negara tercinta kita Indoensia yang berbudi pekerti,unggul, intelek, dan bertanggungjawab.

 

 

 

 
Degradasi Nasionalisme Terutama Masalah Moral

 


 

 

 


 


 


 


 

MAKALAH
Guna memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan
Program Studi Bahasa Inggris

 


Disusun oleh :
Muhammad Bahtiar
0901050126
C.1

 

 

PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2010

0 komentar:

Posting Komentar

<<< baca teruus biar tambah pinterr>>>