KATA PENGANTAR
Makalah ini saya buat dengan tema "pendidikan sejak usia dini dapat merubah generasi bangsa". Tema ini saya pilih karena sangat menarik untuk disimak dan dihayati para pembaca agar dapat menumbuhkan sumber daya manusia yang baik pada generasi yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua agar bisa membuka pikiran kita untuk lebih berfikir cerdas dalam menyikapi krisis global sekarang ini. Saya menyadari bahwa banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini karena kurangnya pengetahuan dan wawasan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan. Dan terimakasih atas perhatiannya.
Terimakasih
Semarang, 30 April 2011
DAFTAR ISI
Kata Pengantar iDaftar Isi ii
Bab I Pendahuluan 1
- Latar Belakang Masalah 1
- Permasalahan 2
- Tinjauan Pustaka 3
- Pengertian Pendidikan 5
- Pendidikan Sejak Usia Dini 6
Daftar Pustaka.................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar belakang MasalahKita semua tahu bahwa pendidikan sangatlah penting untuk semua orang. Apalagi pendidikan untuk anak kita, waktu yang tepat adalah pendidikan sejak usia yang masih dini. Di Indonesia sendiri banyak anak yang sebenarnya mempunyai otak yang cerdas. Akan tetapi, semua itu tidak difasilitasi dengan baik untuk mengembangkan otak mereka. Pendidikan mereka sebatas formal yang harus mereka lalui dengan teratur dan dengan kurikulum yang telah ada. Mereka tidak mendapat lebih yang akhirnya itu semua berimbas pada karakter maupun intelejensi mereka. Menurut para ilmuwan otak manusia terlahir berjuta-juta sel yang sama, kemudian untuk perkembangannya sel-sel tersebut saling menyatu satu sama lain. Sebanyak sel itu menyatu, sebanyak itu pula kemampuan otak terasah. Di sinilah perbedaan manusia, yaitu kemampuan mengasah otak mereka. Banyak dari warga Indonesia yang dari golongan kurang mampu tidak memberikan pendidikan yang cukup bagi anak mereka. Mereka menganggap bahwa pendidikan membutuhkan uang banyak yang mana mereka tidak mampu untuk mengeluarkannya. Itu semua hanya pikiran mereka yang terkontaminasi dengan pengalaman mereka dulu yang juga tidak mendapatkan pendidikan. Padahal kalau mereka mau banyak beasiswa berhamburan, hanya saja mereka tidak mau berusaha. Sedangkan mereka yang mampu, hanya memberikan dengan pasrah anaknya untuk dididik oleh guru di sekolah secara formal. Tanpa memikirkan dan memperhatikan perkembangan mereka. Bagaimana dan kapan mereka harus mendidik??, cukupkah nutrisi mereka??, sudahkan bakat mereka tersalurkan ??, jarang yang memkirkan itu semua. Kalau pun mereka tahu pasti mereka akan memberikan nutrisi dan pendidikan lebih untuk mendapatkan hasil yang baik dalam pendidikan mereka sejak dini.
Di Indonesia sendiri banyak yang mengenyam pendidikan di usianya yang terhitung tua. Ini semua karena keterlambatan mereka dalam merambah ke dalam dunia pendidikan. Apakah mereka salah?? Tidak, karena orang tua mereka lah yang salah. Banyak orang tua yang terlambat memasukkan anaknya ke sekolah. Atau memasukkan mereka secara tepat tetapi tidak memperhatikan pendidikan mereka di sekolah. Padahal kalau kita tela'ah lagi dan kita cari informasi di dunia ini bahkan di Indonesia sendiri. Banyak anak yang usianya masih kecil bisa dibilang sekolah saja belum tapi mereka mempunyai daya rangsang otak yang cerdas. Dan kemampuan berkomunikasi yang baik. Contohnya dokter cilik yang baru berusia 6 tahun yang tinggal di negara timur yang mampu menghafal Al-Quran beserta mampu menafsirkan dengan tafsirannya sendiri yang didasarkan Al-Quran dan Hadits, kemudian anak kecil berusia 4 tahun yang ngetop lewat nyanyiannya Cleopatra di Amerika, dan juga anak SD di Bandung di negara kita tercinta yang mampu membuat software sendiri dan mampu membuat situs yang telah diakses dan digunakan dari berbagai negara. Bagaimana mereka bisa, ketika ditelusuri dalam sebuah wawancara ternyata orang tua mereka telah memperhatikan bakat anak mereka sejak usia yang sangat dini. Dan mereka mampu mentransformasikan bakat mereka dengan baik sehingga sang anak pun menjadi sumber daya manusia yang baik pula.
Banyak makalah yang membahas pendidikan sejak usia dini. Tetapi dalam makalah ini penulis mencoba mengangkat masalah " Pendidikan Sejak Usia Dini Dapat Merubah Generasi Bangsa".
Dalam makalah ini penulis akan membahas pertanyaan di bawah ini :- Apa arti sebenarnya pendidikan?
- Kenapa pendidikan harus dimulai sedini mungkin?
BAB II
LANDASAN TEORI
Pendidikan usia dini memang terlihat menyeramkan bagi anak. Karena anak yang terhitung usianya yang masih kecil harus dibebani dengan sebuah pekerjaan yaitu belajar. Tapi sebenarnya tidak bagi mereka, justru banyak anak yang suka dengan kehidupan baru mereka. Kehidupan yang mengenalkan mereka sesutau yang belum pernah mereka kenal.
Pendidikan bagi anak usia dini sebaiknya diimplementasikan ketika mereka mulai berumur 0 tahun, karena semenjak lahir seorang anak memiliki berbagai kemampuan dan potensi genetik yang akan sangat baik sekali dan terasa manfaatnya di masa yang akan datang jika potensi tersebut diasah dan dikembangkan, namun pada kenyataanya banyak sekali para orangtua tidak menyadari hal tersebut, selain itu perkembangan ini juga memerlukan keadaan lingkungan yang memungkinkan mereka agar dapat berkembang dan membantu pertumbuhannya dalam memahami diri, kepribadian, kemampuan, sikap, tingkah lakunya serta saraf motoriknya.
Pendidikan Anak Usia Dini (selanjutnya disingkat menjadi PAUD) merupakan salah satu layanan yang menjadi pilihan solusi terbaik agar anak dapat tumbuh dan berkembang, layanan ini akan berjalan baik jika semua pihak dapat saling bersinergi, karena akan membentuk suatu layanan yang maksimal. Mulai dari layanan ini sebuah pondasi awal terbentuk dalam membangun generasi penerus bangsa yang kelak akan menghadapi tantangan yang lebih berat dari masa yang kita alami pada saat ini. Orang tua juga mempunyai peran tersendiri, dengan mengembangkan potensi diri memperkaya ilmu pengetahuan dan informasi sehingga dapat memberikan hal yang terbaik sedini mungkin serta pengetahuan-pengetahuan penting lainnya yang dapat membuat orang tua menjadi pusat informasi dan edukasi awal yang baik bagi anak mereka, selain itu dukungan juga sebaiknya tidak hanya dari pemerintah tetapi juga dari masyarakat hingga keluarga juga harus dapat memajukan pendidikan anak usia dini, karena masih sangat terbatasnya jumlah lembaga pendidikan atau program layanan pendidikan anak usia dini terlebih lagi di daerah, selain itu kesadaran orangtua untuk dapat mempercayakan layanan tersebut sebagai tempat yang tepat bagi anaknya juga diperhatikan agar orangtua dapat memahami pentingnya pendidikan anak sejak usia dini dan tidak segan untuk memberikan kesempatan kepada anaknya memperoleh pendidikan yang terbaik sedini mungkin.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Pendidikan Menurut John Dewey (Ahli Filsafat Pendidikan Pragmatisme) : Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam pembangunan dan investasi jangka panjang untuk meningkatkan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Bahkan masyarakat percaya, bahwa pendidikan yang dapat menjamin kehidupan yang lebih baik. Beragam lembaga pendidikan telah banyak didirikan di negeri ini. Mulai taman kanak-kanak, sekolah menengah unggulan, sampai universitas serta lembaga-lembaga pendidikan yang tak terhitung jumlahnya.
Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal dan informal di sekolah dan luar sekolah. Yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi perkembangan kemampuan-kemampuan individu. Agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat. Pendidikan adalah usaha sadar yang teratur dan sistematis yang dilakukan oleh orang tua yang di serahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat-sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat. Untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup. Secara tepat di masa yang akan datang.
Pendidikan merupakan proses tiada henti sejak manusia dilahirkan hingga akhir hayat. Bahkan pendapat mengatakan bahwa pendidikan sudah dimulai sejak manusia masih berada dalam kandungan (pra-natal). Pastinya, proses pendidikan akan dan harus dialami dan dijalani oleh setiap manusia di setiap waktu.
3.2 Pendidikan Sejak Usia DiniPerkembangan anak usia 0 hingga 5 tahun merupakan masa keemasan dimana anak mulai mengenal dunia dan akan menentukan bagaimana ia akan tumbuh, berkembang, hidup dan berkreasi dalam menjalani kehidupannya. Masa ini merupakan masa pendidikan yang lebih berfokus pada psikomotor anak serta penanaman akhlaq dan sikap hidup anak didik. Masa ini hanya terjadi sekali dalam kehidupan dan berdampak luar biasa ketika anak itu beranjak dewasa serta anak juga akan mengalami kecepatan pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Unsur-unsur yang sangat berpengaruh dalam perkembangan mereka adalah orangtua, keluarga, guru, masyarakat serta lingkungan dimana ia tumbuh dan berkembang. Pada orangtua dan keluarga sebagai perantara langsung dan berhadapan dengan anak membentuk perkembangan awal bagi anak dan sebagai pondasi dasar pengembangan kemampuan fisik dan berbagai kecerdasan agar dapat berkembang secara optimal, ketika memasuki tingkat yang lebih luas seperti pada guru dan masyarakat serta lingkungan dimana ia tumbuh dan berkembang, peranan ini lebih kepada pembentukan karakter dan kepribadian anak ketika ia bermain dengan teman sebayanya maupun ketika ia mulai memahami hal-hal baru yang ada di luar sana, jadi keluarga, masyarakat dan lingkungan harus dapat memberikan contoh yang baik bagi anak karena pada dasarnya seorang anak akan senantiasa mengikuti atau meniru apa saja yang ada disekitarnya, perkembangan inilah yang akan menjadikan modal bagi anak tersebut untuk dapat memasuki pendidikan formal.
Dalam lima tahun pertama, seorang anak mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang. Pada usia ini 90% dari fisik otak anak sudah terbentuk. Karena itu, di masa-masa inilah anak-anak seyogyanya mulai diarahkan. Karena saat-saat keemasan ini tidak akan terjadi dua kali, sebagai orang tua yang proaktif kita harus memperhatikan benar hal-hal yang berkenaan dengan perkembangan sang buah hati, amanah Allah. Dalam tahun-tahun pertama kehidupan, otak anak berkembang sangat pesat dengan menghasilkan bertrilyun-trilyun sambungan yang memuat berbagai kemampuan dan potensi. Hal inilah yang melatarbelakangi pentingnya pendidikan yang tepat untuk dimulai pada anak sejak dini dan ditangan anak-anak inilah kelanjutan generasi bangsa ditentukan.
Simaklah beberapa hasil penelitian baru berikut ini :
1. Fakta tentang otak :
a. Saat lahir, bayi punya 100 miliar sel otak yang belum tersambung. Pada usia 0-3 tahun terdapat 1000 triliun koneksi (sambungan antarsel). Pada saat inilah anak-anak bisa mulai diperkenalkan berbagai hal dengan cara mengulang-ulang :
- memperdengarkan bacaan Al Qur' an
- Bahasa Asing seperti bahasa Inggris
- memperkenalkan nama-nama benda dengan cara bermaindan menunjukkan gambar
- memperkenalkan warna dengan menunjukkan kepadanya dalam bentuk benda yang dia kenal, warna-warna cerah di kamarnya dan gambar
- memperkenalkan aroma buah melalui buku
- membacakan cerita atau dongeng
Pada usia 6 tahun, koneksi yang terus diulang (mengalami pengulangan - pengulangan) akan menjadi permanen. Sedangkan koneksi yang tidak digunakan akan dipangkas alias dibuang. Oleh karenanya, usia sebelum 6 tahun adalah saat yang tepat untuk mengoptimalkan daya serap otak anak agar tidak terpangkas percuma.
b. Otak yang belum matang rentan terhadap trauma, baik terhadap ucapan yang keras maupun tindakan yang menyakitkan. Susunan otak terbentuk dari pengalaman. Jika pengalaman anak takut dan stress, maka respons otak terhadap dua hal itulah yang akan menjadi arsitek otak sehingga dapat merubah struktur fisik otak. Itulah mengapa kita harus menghindarkan diri dari memarahi anak atau memukulnya. Jika anak kita melakukan kesalahan atau melakukan sesuatu yang tidak sopan, sebaiknyalah kita mulai mengajarkannya mana yang betul dan sopan santun dengan cara yang arif serta penuh kesabaran. Kita dapat mencontoh bagaimana Rasulullah saw. bersikap sangat penuh kasih sayang terhadap anak-anak.
c. Otak terdiri dari dua belahan yaitu kanan dan kiri yang memiliki fungsi yang berbeda namun saling mendukung.
- Pekerjaan otak kiri berhubungan dengan fungsi verbal, temporal, logis, analitis, rasional serta kegiatan berpola.
- Pekerjaan otak kanan berhubungan dengan fungsi kreatif dan kemampuan bekerja dengan gambaran (visual) dan berfikir intuitif, abstrak dan non-verbal serta kemampuan taktil/motorik halus pada tangan, termasuk pembentukan akhlak dan moral.
Sistem pendidikan kita maupun ilmu pengetahuan pada umumnya cenderung kurang memperhatikan kepandaian yang tak terucapkan. Jadi, masyarakat modern cenderung menganaktirikan belahan otak kanan.
Menurut Bob Eberle, seorang ahli pendidikan, "prestasi pikiran manusia memerlukan kerja yang terpadu antara belahan kiri dan otak kanan". Kalau tujuan kita adalah mengembangkan pribadi yang sehat dan jika kita ingin menumbuhkan kreativitas secara penuh, maka diperlukan pengajaran untuk menuju keseimbangan antara fungsi kedua belahan otak itu.
2. Fakta tentang stress
a. Anak yang mengalami stress pada usia kritis 0-3 tahun akan menjadi anak yang hiperaktif, cemas dan bertingkah laku seenaknya.
b. Anak dari lingkungan stress tinggi mengalami kesulitan konsentrasi dan kendali diri.
c. Cara orang tua berinteraksi dengan anak di awal kehidupan akan membuat dampak pada perkembangan emosional, kemampuan belajar dan bagaimana berfungsi di kehidupan yang akan datang.
3. Ciri-ciri anak pada milenium kedua :
- mampu berpikir cepat ;
- mampu beradaptasi dengan cepat dan benar ;
- memiliki keimanan kuat sebagai filter ;
- menguasai bahasa dunia ;
- mampu menyelesaikan masalah dengan cepat ;
- orang tua mempunyai 7 kebiasaan efektif.
Dilihat dari berbagai hasil penelitian di atas dapat diperoleh gambaran tentang waktu terbaik dalam memulai mendidik anak yaitu sedini mungkin. Juga bagaimana seharusnya sikap kita dalam menghadapi anak agar otaknya tidak mengalami trauma, serta dapat lebih meyakinkan kita lagi sebagai orang tua untuk terus menerus menambah ilmu agar dapat membantu anak mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.
Karena itu lah, pendidikan sejak usia dini sangat berguna bagi perkembangan anak. Di awal pertumbuhan itulah mereka seakan kertas putih yang ditulis melalui pengalaman yang akan terukir dalam otaknya. Bagaimana ia berbicara, bagaimana ia bertindak, bagaimana ia menyelesaikan masalah kecil dari apa yang ia hadapi akan sangat berbeda satu sama lain.
Dalam kaitannya dengan life skill yang dihasilkan oleh peserta didik setelah menempuh suatu proses pendidikan, maka berdasarkan PP No.19/2005 sebagaimana dalam pasal 13 bahwa:1) kurikulum untuk SMP/MTs/ SMPLB atau bentuk lain yang sederajat, SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukan pendidikan kecakapan hidup. 2) pendidikan kecakapan hidup yang dimaksud meliputi kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional.
Berdasarkan ketentuan di atas, maka dalam menciptakan life skill yang diharapkan dimiliki oleh siswa ukuran yang digunakan adalah penilaian-penilaian di atas. Namun kenyataan sebaliknya justru menunjukan bahwa korelasi antara proses pendidikan selama ini dengan pembentukan kepribadian siswa merupakan hal yang dipertanyakan? Kasus tawuran antar pelajar, seks bebas, narkoba, dan berbagai masalah sosial lainnya merupakan indikator yang relevan untuk mempertanyakan hal ini. Inilah contoh yang dihasilkan dari pendidikan yang terbilang terlambat, karena sang anak sudah terukir dalam otaknya apa yang ia lihat, apa yang ia dengar dari masa pertumbuhannya entah itu dari keluarga sendiri, guru, bahkan masyarakat serta lingkungan sekitar. Demikianlah apa yang ia dapat semenjak kecil begitu pula apa yang akan dilakukannya ketika beranjak dewasa.
Akan tetapi dengan pendidikan sejak usia dini yang didapat oleh anak dapat merubah generasi bangsa. Bangsa Indonesia yang penuh masalah. Siapa lagi kalau bukan kita sebagai orang tua yang harus mendidik anak dari moralnya, etikanya baik dalam berpakaian, perbuatan maupun dalam ucapannya.
BAB IV
PENUTUP
Dengan demikian kita dapat mengambil kesimpulan yaitu pendidikan bukanlah hanya dalam keadaan formal saja, akan tetapi ada pendidikan non-formal yaitu pendidikan dalam keluarga ataupun lingkungan masyarakat sekitar yang mana sangat berpengaruh sekali perannya dalam masa pertumbuhan anak yang terbilang sangat perlu perhatian. Kemudian pendidikan untuk anak kita tercinta seharusnya dimulai sejak dini, karena mempunyai pengaruh yang sangat besar dapat masa pertumbuhan otak dan anak yang baru mengenal dunia.
Kita sebagai orang tua janganlah membiarkan anak berkembang dengan sendirinya, tapi harus kita perhatikan bagaimana perkembangannya dalam setiap tahap. Agar kelak sang anak dapat menjadi sumber daya manusia yang baik dan berguna bagi nusa dan bangsa Indonesia. Melalui pendidikan karakter sedini mungkin, mari wujudkan dan tunjukkan pada dunia bahwa Indonesia bisa berubah.
DAFTAR PUSTAKA
- PP No. 19/2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
- Sumber Bacaan: Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
- Endah. Kondisi Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini di Indonesia.
http://parentingislami.wordpress.com. Akses 22 Juni 2008.
- Mohammad Subhan, Subur Tjahjono, dkk. Pemikir Pembangunan dalam Kompas, 27 Juni 2008.
- Oden, Serri (2003), the Development of Social Competence in Children. http://www.ericfacility.net/ericdigests/ed281610.html, Akses 22 Juni 2008.
- http://yazer.multiply.com/journal/item/35/Perkembangan_Pendidikan_Usia_Dini_Sebagai_Refleksi_Bangkitnya_Generasi_Anak_Indonesia
- Emmy Soekresno, S.Pd. Masa Pertumbuhan Anak.
http://www.balitacerdas.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar